Pohon Terkenal, Sebuah Romansa Komedi Masa Pendidikan
Akpol -
Divisi Humas Polri ingin mengikuti jejak dari Kementerian
Pertahanan yang pernah membuat film Seteru (2017) untuk menyelipkan
pesan-pesan yang ingin disampaikan.
Sebelum
melanjutkan, kami telah membahas tentang Syarat Masuk TNI/Polri. Kali ini kita
akan melakukan review film persembahan Divisi Humas Polri berjudul Pohon Terkenal.
Judulnya merujuk pada sebutan bagi biang onar di Akpol.
Para biang onar itu adalah tiga sahabat: Yohanes (Raim Laode) si jenaka dari
Papua, Ayu (Laura Theux) si anak jenderal yang punya hubungan renggang dengan
sang ayah, dan sang karakter utama Bara (Umay Shahab) yang terpaksa masuk Akpol
karena terlanjur bernazar saat berdoa demi kesembuhan ibunya.
Pohon Terkenal merupakan
film yang secara sederhana berfokus ke dalam kehidupan taruni-taruna dalam
mengikuti pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol). Mengenalkan Bara, seorang
lulusan SMA yang tidak bisa melanjutkan kuliah karena keadaan finansial yang
tidak mendukung.
Ibunya menyarankan untuk ikut Akpol karena tidak dipungut
biaya apa pun, tapi Bara menolaknya mentah-mentah. Sampai suatu hari, sang ibu terserang
sebuah penyakit, Bara akhirnya berjanji untuk masuk Akpol demi sang ibu.
Di dalam Akpol, Bara bertemu dengan Ayu dan Yohanes.
Ketiga orang ini tidak lama kemudian menjadi sahabat. Mulai dari sinilah bagian
inti film dimulai.
Jujur, pertama kali mendengar tentang film ini, kami
berpikir bahwa film ini akan diisi oleh Polri yang berkesempatan untuk menunjukkan
kehebatan-kehebatan mereka. Namun, film ini tidak sepenuhnya seperti itu.
Sayangnya, karena film ini ingin menarik anak-anak muda
zaman sekarang, film ini lebih difokuskan kepada kisah percintaan Bara dan Ayu
yang disisipi dengan kehidupan suasana akademi kepolisian.
Sayangnya, Yohanes, tanpa banyak usaha, berhasil mencuri
perhatian utama pada film ini. Begitu asyiknya terbawa pada adegan komedi romantis
di film ini, sehingga kami dibuat lupa dengan premis awal cerita ini.
Konflik utama Bara yang masuk ke Akpol seakan-akan
terlupakan dan hanya di sana
demi kepentingan plot. Padahal, jika Bara digali lebih dalam lagi, film ini
bisa memberikan drama yang cukup mengikat dengan kehidupan masyarakat.
Sayangnya lagi, sub-plot Ayu dan ayahnya malah
menjadi fokus utama di film ini. Jujur kami bingung, sebenarnya film ini dari
sudut pandang siapa? Perspektif yang menarik dari Pohon Terkenal menjadi
terasa kurang karena penyampaiannya yang tidak ditulis dengan matang.
Untungnya, kelemahan-kelemahan tersebut ditutup dengan
kuat oleh satu lini dialog yang sangat keren.
“Nanti kamu akan tahu bahwa ada saatnya negara lebih
daripada keluarga”
Pesan ini merupakan hal yang penting untuk masyarakat
Indonesia bahwa polisi adalah orang yang siap berkorban demi negara ini, bahkan
rela membuat keluarga menjadi nomor dua. Pesan ini juga disampaikan dengan
halus tanpa rasa paksaan.
Ada pula pesan-pesan lainnya seperti kejujuran dan
dedikasi yang dibutuhkan selama masa pendidikan yang membuat taruna dan taruni
harus siap kehilangan masa mudanya demi Akpol.
Pohon Terkenal ingin
menyampaikan pesan-pesan ini dari kepolisian dengan memberikan drama komedi romantis
di antara taruna-taruni secara realistis, bukan stereotip, untuk menarik
anak-anak muda menonton film ini.
Itulah
review kami untuk Pohon Terkenal, yang sudah tersedia di bioskop sejak 21
Maret 2019. Bila ingin memberikan dukungan kepada film ini, pastikan untuk menontonnya
di bioskop terdekat atau membeli salinan originalnya. Terima kasih telah meluangkan
waktu Anda