Sosok
pahlawan yang inspiratif
Ir. Soekarno presiden pertama RI |
Pahlawan
nasional merupakan sosok yang patut diberi penghargaan sebesar-besarnya. Keteguhan
mereka dalam melawan penjajah membuat Indonesia akhirnya sukses meraih
kemerdekannya.
Begitupun
dengan pahlawan yang satu ini. Perjalanannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
menjadi kisah yang menginspirasi kita semua. Inilah profil singkat ir. Soekarno.
Siapa
yang tidak kenal dengan sosok yang satu ini. Semangatnya dalam memimpin Bangsa
Indonesia menuju kemerdekaan yang sejati menjadikannya sebagai sosok pahlawan
yang sangat berpengaruh.
Bung Karno, atau yang dikenal dengan sebutan “Sang Proklamator” ini lahir di Blitar,
Jawa Timur pada tanggal 6 juni 1901. Bung Karno adalah putra dari Raden Soekemi
Sosrodiharjo yang merupakan seorang guru di Surabaya, Jawa Timur dan Ibunya, Ida
Ayu Nyoman Rai yang berasal dari Buleleng, Bali.
Semasa
kecilnya, Bung Karno tidak tinggal bersama orang tuanya, melainkan ia tinggal
bersama kakeknya, Raden Hardjoko di Tulung Agung, Jawa Timur.
Saat bersama
kakeknya, Bung Karno sempat bersekolah disana meski tak sampai selesai, karena
beliau harus ikut bersama orangtuanya ke Mojokerto.
Setelah
tamat bersekolah di HBS tahun 1915, soekarno kemudian tinggal dirumah Haji Oemar
Said Tjokroaminoto atau HOS Tjokroaminoto, yang merupakan sahabat ayahnya.
Disanalah Soekarno tumbuh menjadi pemuda yang mengenal dunia perjuangan.
Bung
karno menjadi sosok yang paling dikagumi di Indonesia. Bagaimana tidak,
semangat juangnya yang tinggi serta orasinya yang membakar semangat anak muda
masa itu membuatnya menjadi sosok pahlawan sejati.
Bung Karno
adalah presiden pertama Indonesia yang tercatat menjabat selama 1946-1966. Selain
itu beliau juga merupakan salah satu tokoh penggali Pancasila, yang telah
menuangkan berbagai ide dan gagasan dengan maksimal untuk mewujudkan dasar
negara Indonesia yang sempurna dan mencakup nilai-nilai penting bangsa Indonesia
kala itu, bahkan hingga saat ini.
Hal yang
membuat Bung Karno menjadi sangat inspiratif adalah, bahwa beliau selalu
menjadikan orang lain sebagai pelajaran untuk dirinya. Terutama tokoh yang Bung
Karno kagumi, seperti Gadjah Mada. Dari Gadjah Mada, Bung Karno belajar tentang
politik, ekonomi, nasionalisme dan kenegaraan. Ia juga belajar cara berdakwah
dan materi dakwah dari Sunan Kalijaga.
Tak hanya
itu, profil Bung Karno menjadi sangat menginspirasi kita semua, karena sejarah
telah mencatat bahwa perjuangan beliau selalu berorientasi kepada masyarakat. Beliau
mengangungkan semboyan “Merdeka atau Mati!” dalam diri beliau selama berjuang
untuk Indonesia.
kita tahu, bahwa salah satu faktor keberhasilan Indonesia meraih
kemerdekaan salah satunya, tentu karena perjuangan Bung Karno. Meski sudah
merdeka, Bung Karno masih terus berjuang untuk kesejahteraan rakyat Indonesia kala
itu. “Rakyat harus cukup makan, pakaian, hidup sejahtera dan merasa dipangku
oleh ibu pertiwi.” Begitu ujar beliau saat Indonesia sudah merdeka.
Selain
itu beliau memimpin Indonesia, dengan gaya yang sangat populis, semangat yang
meledak-ledak, namun tak jarang bergaya lembut dan sangat dekat dengan
masyarakat, beliau juga sangat menyukai nilai keindahan dalam sebuah seni,
terutama seni tulisan.
bung karno bersama istri ketiganya |
Kecerdasannya
dalam mengolah kata juga tidak perlu diragukan lagi. Bung karno juga dikenal
sebagai sosok yang romantis. Dengan kepiawaiannya membuat puisi, Bung Karno
mampu menarik hati tiga orang perempuan yang saat itu menjadi istrinya, ada Ibunda
Fatmawati, Ibunda Hartini, dan Ibunda Ratna Sari Dewi. Ketiga istrinya juga
menjadi saksi bagaimana perjuangan ir. Soekarno menjadikan Indonesia merdeka
dari penjajah.
Sampai
akhirnya, pada tanggal 17 agustus 1945 Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Setelahnya, beliau ditunjuk sebagai presiden pertama Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Muhammad Hatta sebagai wakilnya.
Singkat
cerita, beliau pun sampai pada titik jatuhnya. Dimana saat itu, wakil presiden
Muhammad Hatta, mengundurkan diri dari dunia politik Indonesia, yang membuat Bung
Karno kehilangan rekan kerja dalam mewujudkan cita-citanya untuk Indonesia.
ditambah lagi saat itu terjadi gerakan separatis G30SPKI yang membuat beliau
akhirnya harus di kucilkan.
Usia Bung
Karno yang terus bertambah, membuatnya sering sakit.
Beliau
wafat pada tanggal 21 juni 1970 di Jakarta, tepatnya di Wisma Yaso. Jenazah
beliau dikebumikan di Blitar, Jawa Timur. Yang hingga saat ini menjadi ikon
bagi kota Blitar.